Juni di tahun 2011.Â
Pagi itu tak seperti biasanya, saya memacu sepeda kayuh dan memaksa menerjang dinginnya bediding. Biasanya, saya lebih memilih melewatkan sesi belajar tambahan di camp Logico saat pagi, atau kelas tambahan pagi di Elfast.
Benar saja, teacher saya masih duduk sendirian di sana. Belum ada satu pun teman di kelas saya yang hadir.Â
Melihat teacher saya duduk sendiri seperti itu, saya jadi iba. Bayangkan, pastinya dia juga merasakan dinginnya bediding. Tapi demi kelas tambahan yang sebetulnya tak wajib, ia abaikan rasa dingin itu dan tetap setia on time menunggu murid-muridnya datang.
"Miss kok baik ya mau nungguin meski dingin kayak gini, meski muridnya juga sedikit yang mau datang?" tanya saya penasaran.Â
Dia hanya tersenyum dan hanya menjawab, "Ya mau gimana lagi."
Sebelumnya, sejak tahu ia begitu menghargai waktu dan muridnya, saya jadi berusaha hadir meski dinginnya bediding cukup menyengat hingga ke tulang. Bukan karena sayang sudah bayar paket belajar. Tapi lebih pada keharusan saya untuk menghargai orang yang juga sudah berkomitmen pada tanggung jawabnya.
Bediding dan belajar di Kampung Inggris Pare Kediri, memang seperti dua hal yang bertolak belakang. Inginnya memperdalam bahasa Inggris, tapi dinginnya bediding kerap membuat selimut melambai-lambai minta ditemani.
Tantangan dan Apa yang Harus Disiapkan Ketika Belajar di Pare Saat Musim Bediding
Dulu saat memutuskan belajar di Kampung Inggris Pare Kediri, saya tak tahu bahwa ada banyak kegiatan yang sudah dimulai sejak usai Subuh.Â
