Mohon tunggu...
Feddy Wanditya Setiawan
Feddy Wanditya Setiawan Mohon Tunggu... Lecturer, Strategic Researcher

Sharing stories and ideas on the humanities, economics, politics, technology, sports, and more

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Saat Bangsa Menanam Harapan, Orang Tua Menyulam Cinta & Anak Menjejak Dunia Baru

7 Juli 2025   19:39 Diperbarui: 7 Juli 2025   20:00 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelukan Pagi di Gerbang SD Negeri: Jejak Cinta di Hari Pertama Sekolah [i. prompt kuratorial AI by Feddy WS, 2025]

Ada hari-hari yang biasa, dan ada hari-hari yang menggetarkan hati. Hari pertama sekolah adalah salah satu yang terakhir itu.

Bukan hanya bagi anak-anak yang berseragam rapi, membawa tas baru, dan hati penuh tanda tanya. Tapi juga bagi orangtua yang telah menyiapkan semuanya-dari pendaftaran yang melelahkan, pencarian sekolah yang memicu air mata, hingga keputusan sederhana untuk sekadar mengantar anak ke gerbang sekolah.

PPDB: Perjuangan Tanpa Panggung

Tahun ini, proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) kembali membuka lembaran panjang perjuangan sunyi. Sistem zonasi, kuota terbatas, dan ketatnya seleksi membuat banyak orangtua harus mengorbankan waktu, tenaga, dan emosi.

Ada yang menunggu dashboard pengumuman hingga tengah malam. Ada yang harus menyiapkan alternatif cepat karena anaknya tak diterima di sekolah pilihan pertama. Tak sedikit yang berhadapan dengan dilema biaya di sekolah swasta setelah gagal di negeri.

Namun dari semua itu, satu hal yang tidak berubah: cinta orangtua yang tak kenal lelah. Karena bagi mereka, pendidikan bukan soal prestise, tapi tentang masa depan yang lebih baik.

Mengantar Anak: Lebih dari Tradisi, Tapi Simbol Cinta

Di tengah hiruk pikuk, banyak orangtua tetap memilih satu hal: mengantar anak di hari pertama. Bagi sebagian, itu adalah momen simbolis. Bagi yang lain, itu adalah langkah menyembuhkan luka dari masa kecil mereka sendiri.

Ada seorang ayah yang sengaja mengambil cuti agar bisa memeluk anaknya di depan kelas. Ada ibu yang menyisipkan surat kecil penuh semangat di kotak makan. Ada pula yang hanya bisa memandang dari pagar karena dilarang masuk, namun tetap tersenyum sambil menahan air mata.

Mengantar bukan soal jarak. Mengantar adalah bentuk kehadiran. Bentuk cinta dalam wujud paling sederhana tapi paling tulus.

Sekolah dan Guru: Garda Depan yang Sering Terlupakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun